WADUUH …..!!! INDEKS INOVASI INDONESIA – 2025 TURUN

Tahun 2025 ini Indonesia diberitakan menduduki peringkat ke 55 dari 139 negara dalam Indeks Inovasi Global 2025 (GII 2025) yang dirilis World Intellectual Property Organization (WIPO). Ranking Indonesia tahun ini turun satu peringkat bila dibandingkan tahun lalu (2024) yang berada di posisi 54. Sekalipun Indonesia menduduki peringkat 55 dari 139 negara, namun posisi ini lebih rendah dibandingkan dengan Vietnam di posisi 44 dan Filipina di posisi 50, apalagi Singapura yang tetapm bertengger di posisi 5 dunia. Padahal rankimelesat ng Indonesia pada tahun 2024 lalu merupakan ranking yang tertinggi sepanjang enam tahun terakhir. Padahal Indonesia berada di posisi 87 dunia, namun di tahun 2022, posisi Indonesia meroket ke peringkat 75, lalu naik lagi ke peringkat 61 di tahun 2023, dan lagi-lagi meroket ke posisi 54 di tahun 2024 lalu.

GII 2025 memetakan inovasi di seluruh dunia, menunjukkan kepada kita bahwa ekonomi yang maju pesat di GII adalah ekonomi yang mengandalkan inovasi sebagai mesin utama ketahanan, pertumbuhan, dan daya saing. Hal tersebut dikatakan oleh Direktur Jenderal WIPO Daren Tang pada siaran persnya pada 17 September2025 minggu lalu. Ini menjadi sangat relevan bagi Indonesia di awal kabinet yang baru, dan mencanangkan bahwa Indonesia harus mencapai pertumbuhan ekonomi 7 sampai  8 % setahun untuk merealisasikan Indonesia Emas – 2045. Oleh karena itu, pemerintah perlu dengan sangat serius mempelajari ke tujuh komponen inovasi utama GII, dimana selama empat tahun terakhir peringkat inovasi Indonesia terbukti bisa meroket, namun pada tahun ini peringkat Indonesia berhenti melesat, bahkan melorot sedikit. Dari segi input inovasi, komponen yang diukur adalah: institusi; sumber daya manusia dan penelitian; infrastruktur; sofistikasi pasar; dan sofistikasi bisnis. Sedangkan dari segi output inovasi ada dua komponen yang diukur: output pengetahuan & teknologi; serta output kreatif. Sayangnya sistem GII saat ini belum menemukan ukuran untuk proses inovasi, yang seharusnya bisa menjelaskan bagaimana inovasi dikonversi menjadi nilai tambah ekonomi dalam ekosistem inovasi yang pastinya unik untuk setiap negara.  

Dari segi input inovasi, di tahun 2025 ini, Indonesia menduduki peringkat 60. Sedangkan dari segi output inovasi, Indonesia menduduki peringkat 59. Secara relatif Indonesia memiliki kinerja yang lebih baik dalam output inovasi ketimbang input inovasi.  Dalam “pilar” input inovasi, komponen institusi Indonesia menempati peringkat 39 (skor 61,63); peringkat 92 (skor 24,44) dalam komponen sumber daya manusia dan penelitian; peringkat 71 dalam komponen infrastruktur (skor 41,57); peringkat 50 dalam sofistikasi pasar (skor 40,63); dan peringkat 83 dalam sofistikasi bisnis (skor 26,52). Sementara itu dari kedua “pilar” output inovasi, Indonesia menempati peringkat 70 (skor 20,58) dalam output pengetahuan dan teknologi; serta peringkat 58 (skor 26,73) dalam output kreatif. Mestinya dengan kebijakan moneter dan fiskal yang lebih agresif di bawah kepemimpinan Menteri Keuangan yang baru, akan terbuka pula berbagai peluang berinovasi melalui dorongan di sisi input inovasi. Dan sebaliknya, sebagaimana yang disampaikan oleh Direktur Jenderal WIPO di atas, upaya pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 7 - 8 % per tahun memerlukan inovasi sebagai mesin utamanya.  Sudah saatnya pemerintah kita mempertimbangkan dengan serius inovasi sebagai jalan utama untuk meraih visi dan mimpi “Indonesia Emas 2045”.
Salam inovasi !

(KS/230925)
 
Catatan:
Bagi pembaca berita BIC yang meyakini bahwa inovasi adalah "jalan" menuju Indonesia Emas 2045, berikut tautan /URL yang terkait dengan berita ini:
1. https://bic.web.id/blog : Kapankah & Akankah Ekonomi Kita Meroket?
​​​​​​2. https://www.wipo.int/web-publications/global-innovation-index-2025/en/gii-2025-results.html  
    Ulasan Indonesia di halaman 152
3. https://www.wipo.int/gii-ranking/en/indonesia, Analisis ranking GII Indonesia-2025
 

Komentar